ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN SIRUP MARJAN

 

ANALISIS  SEMIOTIKA PADA IKLAN SIRUP MARJAN


Pendahuluan

Menganalisis iklan pada sirup Marjan dengan metode semiotika menurut Roland Barthes. Pada semiotika melalui  penanda, pertanda, tanda denotatif, penanda konotatif dan tanda konotatif.

Berhubungan dengan bulan suci Ramadhan pasti kita tidak asing lagi dengan iklan sirup yang bertebaran hanya pada di saat bulan Ramadhan saja. Salah satunya yang sangat khas adalah iklan dari sirup Marjan yang memang pangsa pasar terbesarnya adalah pada saat bulan Ramadhan. Menarik untuk di ulas, sebelum masuk ke pembahasan iklan tersebut maka saya sedikit mengulas sejarah sirup Marjan. Marjan di buat pertama kali oleh PT SUBA lalu di ambil alih oleh PT. LASALLEFOOD INDONESIA pada tahun 2002. Citra Marjan berhasil menjadi sirup premium yang mengartikan bahwa Marjan mengandung 100% gula murni atau tanpa pemanis buatan.

Melihat iklan yang tayang membuat para masyarakat yang melihatnya seakan merubah pemikirannya kalau buka puasa minuman manis tak hanya teh saja tetapi sirup juga adalah pilihan yang tepat. Mengkonsumsi minuman es serta manis adalah hal yang sangat dicari dari kalangan anak-anak, dewasa hingga orang tua pada saat bulan Ramadhan. Dari untuk konsumsi pribadi ataupun sebagai minuman sajian untuk para tamu yang berkunjung. Seakan sudah lumrah di dalam pandangan masyarakat Indonesia khususnya di perkotaan bahwa bila bertamu sering di jumpai suguhan minum yang berasal dari sirup. Kebiasaan-kebiasaan seperti inilah yang membuat budaya baru pada saat bulan suci Ramadhan.

Tak lupa iklan Marjan amat sangat kreatif menampilkan antara sisi branding dengan cerita-cerita mitos khas di Nusantara yang dikemas secara apik. Inilah salah satu strategi sirup Marjan di hadapan para pesaingnya melalui iklan. Karena pembawaan visual yang ringan dan menarik, Citra Marjan semakin dikenal oleh semua golongan usia.

iklan marjan

salah satu iklan Marja yang mengangkat cerita rakyat purba sari

1.1 Latar Belakang Masalah

Sirup Marjan adalah sirup dengan 10 varian rasa antara lain yaitu sirup marjan rasa cocopanda, melon, kopi, moka, vanila, leci, pisang susu, lemon, ros, markisa, stawberry, fruith punch dan grenadine.  Banyaknya varian rasa membuat pecinta sirup tidak bosan dengan rasa yang hanya itu-itu saja. Marjan terus berkembang dan berinovasi sesuai perkembangan. Mungkin hari ini hanya 10 varian bisa jadi 1 tahun yang akan datang ia menambahkan varian baru. Di samping varian rasa Marjan juga membungkus promosi iklannya dengan cerita-cerita rakyat Indonesia. sisi menarik dari iklan ini juga hanya tayang pada saat bulan suci Ramadhan saja. Tak jarang iklan tersebut berseris pada saat memasuki bulan Ramadhan hingga mendekati lebaran.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang terjadi bila iklan Marjan ditayangkan di bulan-bulan biasa di luar bulan Ramadhan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada konteks penelitian dari fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis iklan Marjan yang seolah-olah sudah menjadi ciri khas pada bulan Ramadhan.

2. Untuk melihat strategi pangsa pasar sirup Marjan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mampu bermanfaat baik dari segi teroritis maupun segi praktis, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

1.4.1 Secara Teoritis

Penelitian ini merupakan sebuah wadah untuk mempertajam daya berfikir kritis dalam menghadapi observasi di dalam sebuah iklan sirup Marjan. Serta dapat memberikan kontribusi baru yang lebih variatif serta inovatif dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Khususnya dalam mempertajam pendekatan semiotika, sehingga dapat di jadikan pedoman maupun rujukan bilamana akan dilakukan sebuah penelitian yang lebih spesifik dan mendalam khususnya bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada penelitian seperti ini.

1.4.2 Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi bagi pelaku praktisi.

Kesimpulan

Menurut saya dalam konteks ini adalah iklan Marjan seakan menjadi sebuah ikonik bilamana sudah tayang ditelevisi mengartikan bahwa bulan puasa sudah semakin dekat. Kemunculannya memang sangat lah pas di tayangkan pada saat memasuki bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri. Karena pada saat Ramadhan seluruh umat muslim di Indonesia itu melaksanakan ibadah puasa yang mana puasa itu di mulai pada saat waktu fajar hingga matahari tenggelam yang bila di hitung kurang lebih 13 jam. Pada saat itu tubuh memerlukan cairan gula untuk menjaga daya tahan tubuh serta meningkatkan energi. Hadirnya sirup Marjan pada saat berbuka mampu menyegarkan dahaga dan mampu memberi asupan gula melalui sirup Marjan yang dilabeli dengan 100% gula murni.

Pada saat bulan Ramadhan seperti ini banyak masyarakat yang berbuka dengan membeli es berasa manis. Hal itu bertujuan karna untuk menyegarkan kondisi sehabis beraktifitas dan menahan rasa haus selama seharian. Racikan sirup yang mudah dibuat serta ditambah lagi sirup marjan cocok di kombinasikan oleh bahan es apa saja. Hal ini yang membuat sirup Marjan banyak dicari. Itulah mengapa sirup Marjan mempunyai pangsa pasar pada saat Ramadhan.

Menarik kesimpulan dari pembahasan di atas membuktikan bilamana sirup Marjan ditayangkan di luar dari bulan Ramadhan bisa saja akan tetapi untuk pangsa pasarnya amat jauh berkurang. Karena Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi muslim terbesar yang setiap bulan puasa selalu ada waktu berkumpul dengan keluarga, sahabat ataupun sanak saudara. Di dalam acara tersebut menyajikan minuman sirup sebagai sajian minuman manis. menyangkut dengan hal tersebut maka bila pada bulan-bulan biasa euforia mengkonsumsi sirup sebagai minuman manis sangat berkurang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengkaji konten Gitasav khususnya video “Tips Belajar Bahasa Inggris”

Personal Branding Gita Savitri Devi